Senin, 13 Juni 2016

naskah drama singkat untuk pasien yang akan menghadapi ajalnya



NASKAH DRAMA SINGKAT UNTUK PASIEN YANG
AKAN MENGHADAPI AJALNYA


Instrument        ( suasana di sebuah rumah sakit bagian ICU)

Narrator               Ada seorang ibu bernama Ny. Marsiana sedang bergulat dengan maut. Ia saat ini di dampingi oleh para dokter dan bidan,sedangkan anggota  keluarga bersama seorang pendeta menunggu di luar ruangan ICU. Ny. Marsiana  menderita penyakit kanker servik selama 5tahun. Ia sudah menjalani berbagai pengobatan alternative dan terapi hingga telah melakukan operasi pengangkatan kanker servik sebanyak 2 kali. Pada operasi yang kedua pasien mengalami infeksi pada luka bekas jahitannya sehingga menyebabkan pasien mengalami koma berulang-ulang kali.
Pasien              (kejang-kejang dan tidak sadarkan diri)
Dokter               (memeriksa pasien dengan stetoskop dan nadi pasien) “suster pasang spatel pada pasien sekarang, yang lainnya tolong siapkan peralatan EKG dan tolong ambil juga ambubag, kita akan lakukan tindakan RJP, cepat semuanya.”
Perawat1          “Baik dokter” (sambil melakukan apa yang telah diperintahkan dokter)
(Dan dengan cepat melakukan semua perawat dan bidan melakukan tindakan)
Dokter             “ Bidan pasangkan EKG pada pasien dan naikan oksigennya menjadi 6liter.
Bidan1             “Baik dokter”





Instreumen        (suasana yang sibuk)
Narrator             Sementara dokter beserta bidan dan perawat sedang melakuakan berbagai tindakan pada pasien, sambil sesekali perawat melap keringat dokter yang lagi melakukan tindakan. Tindakan  pertolongan di lakukan kurang lebih 30 menit. Anggota keluarga dan pendeta yang sedang menunggu diluar ruangan sangat mengawatirkan keadaan pasien. Setelah melakukan berbagai tindakan pertolongan akhirnya tidak ada respon dari pasien dan dokterpun memeriksa mata pasien
Dokter               “Tolong berikan saya penlight”
Perawat2            mengambil penlight dan memberikan kepada dokter.
Narator              Setelah di lakukan berbagai tindakan oleh dokter dan perawat, ternyata semua itu tidak membantu juga. Ny. Marsiana tidak dapat tertolong lagi sementara keluarganya masih  menunggu berita di luar ICU.

(Instrument sedih)         dan suasana di luar ruangan ICU.

Keluarga             (ada yang menangis dan ada yang jalan mondar-mandir)
Pendeta               “Ny. Marsiana sebenarnya sakit apa?”
Keluarga             “saudari saya itu sebenarnya mengidap penyakit kanker serviks sudah semenjak 5 tahun lalu. Sudah 2 kali melakukan operasi dan pengobatan alternative lainnya, bulan kemarin ia baru menjalani operasi lagi dan mengalami infeksi yang cukup serius pada bekas luka operasinya.
Pendeta               “ohh….yah…(sambil mengangguk-angguk kepala dan mengajak keluarga untuk berdoa)       
Narrator               mereka semua menunduk dan berdoa, setelah mereka selesaai berdoa, saat itu juga dokter dan bidan keluar dari ruangan.
Keluarga 1            (berjalan menghampiri dokter) “dokter…..bagaimana keadaan anak kami dok?”
Dokter                  “ibu tenanglah dulu semuanya akan lebih baik( dan dengan berat dokterpun harus mengatakan kepada keluarga pasien bahwa pasien telah tiada), Ibu kami sudah berjuang sebaik mungkin untuk menolong anak ibu, semuanya sudah kami coba umtuk anak ibu yang terbaiklah tapi  Tuhan berkehendak lain.
Keluarga 1            “maksud dokter apa?” (sambil menarik-narik tangan dokter)
Dokter                 “begini ibu, anak ibu…

Narrator             Namun ada seorang keluarga dengan keras, berteriak  mengatakan kepada dokter sambil menangis dan berteriak dengan keras kepada dokter.
Keluarga  2        “Apa-apan ini dokter,  kamu dokter macam apa, tidak bisa untuk tolong kakak saya…..Aduh Tuhan e…….
Narrator           dan semua keluargapun menangis tersedu-sedu.

(Instrument mengharukan…)
Narrator             Para bidan dan perawat menghampiri keluarga pasien menguatkan keluarga pasien dan memeluknya sambil mengucapkan kata-kata yang bisa menghibur dan memberikan kekuatan pada keluarga. Setelah itu semuanya berkumpul bersama untuk mendoakan Ny. Marsiana.
Pendeta               Saudara/saudari mari kita doakan Ny. Marsiana yang saat sehingga ia bisa tenang menghadap Tuhan (menundukan kepala)
           
narrator       :   setelah itu para perawat dan bidan membereskan semua alat yang telah di pakai dan mengembalikan semua ke tempatnya masing masing. Setelah itu Ny. Marsiana di tutup dan di bawah keluar dari ruangan ICU menuju ruangan mayat.


SEKIAN DAN TERIMA KASIH
                                


Tidak ada komentar:

Posting Komentar