Senin, 13 Juni 2016

manusia sebagai makhluk individu



MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

individu berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa inggris in salah satunya berarti tidak, sedangkan divided berarti terbagi. Jadi, individu berarti tidak terbagai atau kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang artinya adalah yang tak terbagi, jadi merupakan sebuah sebutan yang dapat dipakai untuk menyatukan sebuah kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusiasebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebtuan “orang-seorang” atau “manusia perorangan”. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan kerohaniannya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan pikirannya mngendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang sedang dialaminya.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur jiwa dan raga. Seseorang dikatakan makhluk individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika dalam dirinya unsur-unsur tersebut tidak menyatu maka tidak bisa dikatakan sebagai makhluk individu.
Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas, tidak ada manusia yang mirip sekali.dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir kembar.
Walaupun secara umum manusia memiliki perangkat fisik yang sama. Tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lain-lainnya. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya berdasarkan perbedaaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaaan fisik maupun psikis.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya. Sifat, karakter, perangai atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus, atau langsing, ada yang kulitnya coklat, hitam, putih, ada yang rambutnya lurus dan ikal. Dilihat dari sifat, perangai atau karakternya, ada orang yang periang, sabar, cerewet, atau lainnya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang mirip ibu atau ayah, begitu pula dengan sifat atau karakter kita yang mirip dengan ayah dan ibu kita.
Jika seorang individu memoiki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lngkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kodisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan buatan seperti tempat tinggal dan lingkungan. Sedangkan lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis dan iklimnya.

Contoh : Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki kebiasaan yang berbeda dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Jika orang yang tinggal di daerah pantai bicaranya cenderung keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Orang yang tinggal di pantai dan pegunungan pasti juga memiliki jam kerja yang berbeda sehingga menyebabkan kebiasaan kebiasaan yang berbeda dalam menangani pekerjaan mereka. Beda lingkungan tempat tinggal, cenderung berbeda pula kebiasaan dan perilaku orang-orangnya.
Lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana seseorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, teman dan kelompok sosial lain yang lebih besar.
Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja buruh kasar di sebuah proyek memiliki kebiasaanyang khas bagi kelompoknya. Begitu pula dengan orang yang lingkungan sosialnya berada dikelas atas seperti para sosialita, memiliki kebiasaan yang khas pula bagi kelompoknya.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah “keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dean peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya”. Meskipun dalam pengertian tersebut mayor polaktidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian dari kepribadian namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukkan kepribadian diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan lingkungan budaya (pendidikan).
Menurut Horton dan Hunt “keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan interaksi antara kecendrungan-kecendrungan yang diwariskan (secara biologis) dengan rentetan-rentetan situasi (lingkungan)”.
Sedangkan menurut Nursid sumaatmadja, ia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang.
Sebagai makhluk individu,manusia berperan untuk menjalankan beberapa hal seperti berikut :
1.menjaga dan mempertahankan karkat dan martabatnya
2. mengupayakan tentang terpenuhinya hak-hak dasar sebagai manusia
3. merealisasikan segenap potensi diri baik dari sisi rohani maupun jasmani
4. memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya

Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Individu
1. Timbul sifat egois dan ingin menang sendiri pada diri seseorang
2. Timbul sifat apatis, yang artinya masa bodo atau acuh tak acuh
3. Timbul sikap atheis atau tidak memiliki agama pada diri seseorang
4. Iri hati, dengki, dan tidak senang melihat orang lain memperoleh kebahagiaan atau kesenangan
5. Berburuk sangka
6. Memiliki sifat pendendam
7. Umurnya sudah dewasa akan tetapi masih manja serta tingkah laku dan pemikirannya seperti anak kecil

B. Manusia sebagai makhluk sosial
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kita pergi kesekolah, kita tidak bisa seenak nya berpakaian menurut kehendak diri sendiri. Kita harus mengikuti peraturan untuk mengenakan seragam. Saat kita memakai seragam, pasti kita berusaha untuk tampil yang menurut diri kita pantas, baik, modis atau up to date oleh orang lain.
Manusia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, dirumah, disekolah, dan dilingkungan yang lebih besar manusia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Manusia secara kodrat nya adalah makhluk sosial atau makhluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama diantara manusi lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampkkan dirinya dalam berbagai bentuk, maka dari iti dengan sendiriya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu yang dipengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon postif dari orang lain (pujian).
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, dikarenakan dalam diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya, pengusaha cenderung berteman lagi dengan yang pengusaha. Orang borjuis juga cenderung berteman dengan yang borjuis. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan.
Manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya ketika dilahirkan. Ia tidak akan bisa bertahan tanpa pertolongan orang lain. Berbeda dengan hewan, mereka dapat mempertahankan hidupnya di bekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh bukan melalui proses belajar.
Manusia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir misalmya, ia hanya memiliki insting menangis. Kelaparan pun juga menangis. Manusia memiliki potensiakal yang mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada hanya mungkin erkembang bila ia hidup dan belajar ditengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus belajar dari manusia lainnya. Berkomunikasi juga perlu bantuan orang lain.
Jadi, kesimpulannya adalah :
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusi akan berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia.

C. Peran Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai makahluk individu,manusia memiliki harkat dan martabat yang mulia .setiap manusia dilahirkan sama dengan harkat dan martabat yang sama pula.Manusia sebagai makhluk individu berupaya merealisasikan segenap potensi dirinya,baik potensi jasmani maupun potensi rohani
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain.manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain .kebutuhanakan lain dan interaksi sosisl membentuk kehidupan berkelompok pada manusia.
dalam dimensi individu,muncul hak-hak dasar manusia,kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasi -implikasi:
a. kesadaran akan ketidak berdayaan manusia bila seorang diri
b. kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
c. penghargaan akan hak-hak orang lain
d.ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku.

Contoh Masalah yang Timbul dari Manusia sebagai Makhluk Sosial
1. Perkelahian
2. Permusuhan
3. Tawuran antar pelajar atau antar desa
4. Perang antar suku karena salah paham
5. Persaingan yang tidak sehat, baik dilingkungan pendidikan, politik, maupun hukum
6. Menyebar fitnah seseorang kepada orang lain
7. Pilih-pilih teman atau sikap diskriminisasi
8. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme secara berjamaah
9. Memiliki sifat untuk menjadi penguasa dengan menghalalkan segala cara
sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial hendaknya manusia memiliki kepribadian,yang dimaksud dengan kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang di bangun oleh perasaan,pengetahuan dan dorongan.

D. Contoh kasus dalam kebidanan
Dalam sebuah desa mempunyai kebiasaan turun temurun dari nenek moyang jika ada salah satu diantara keluarganya ada yang sedang akan melahirkan, mereka semua berkumpul menunggui sampai bermalam dirumah bidan sampai anaknya keluar dan dibawa pulang.








Daftar Pustaka


1 komentar: