Kamis, 05 Mei 2016

makalah deteksi dini kehamilan lanjut



MAKALAH
DETEKSI DINI KEHAMILAN LANJUT
 




LILIS PRIYANTI
15150012
A.12.1

D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2015 / 2016

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat dan rahmat-NYA sehingga dapat tersusun makalah yang berjudul “DETEKSI DINI KEHAMILAN LANJUT”.
Semoga makalah yang saya buat ini dapat menambah wawasan kita serta pengetahuan kita untuk memahami deteksi dini kehamilan lanjut, terutama pada mahasiswi kebidanan dimana mereka kelak akan langsung berhubungan langsung dengan ibu dan pasien.
Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyusun makalah ini.apabila ada penulisan yang salah saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.











   Vii

DAFTAR ISI

KATA PEENGANTAR                                                                                        vii
DAFTAR ISI                                                                                                      ix
BAB I PENGERTIAN DETEKSI DINI KEHAMILAN LANJUT
1.      Pengertian plasenta previa
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
2.      Pengertian solusio plasenta
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
3.      Pengertian ruptura uteri
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
4.      Pengertian Gangguan pembekuan darah
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
5.      Pengertian preeklamsia
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
6.      Pengertian eklamsia
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
7.      Pengertian KPD
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
8.      Pengertian IUFD
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi















ix

Pengertian deteksi dini kehamilan lanjut

Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
anda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya  kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.

1.      Pengertian plasenta previa
Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum).
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.
4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.






Tanda bahaya
Resiko pada ibu: pendarahan hebat, mengancam keselamatan ibu dan meningkatkan resiko pendarahan paska bersalin.
Resiko pada janin: selain bahaya akibat pendarahan, janin berisiko lahir prematur atau lahir meninggal karena terpaksa dilahirkan.
Gejalanya:
§  Pendarahan tanpa sakit (painless bleeding). Warna darah merah terang, volume sedikit atau banyak, keluar terus menerus, atau berhenti-keluar.
§  Bagian terbawah janin tidak kunjung masuk rongga panggul.
§  Posisi janin melintang atau sungsang.
§  Kadang-kadang ukuran janin lebih kecil dari usia kehamilan disebabkan sirkulasi darah. 
Solusinya, cegah terjadinya perdarahan, karena hingga kini belum ada cara untuk mencegah terjadinya plasenta previa, dengan selalu memantau kondisi kandungan secara rutin dan teratur, juga istirahat cukup. Konsultasikan pada dokter mengenai langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan jika terjadi kontraksi atau perdarahan. 
      
Pencegah
1. Mengurangi fisik
Aktivitas fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi.
2. Bed rest
Jika sudah mengalami pendarahan berulang kali dan dalam jumlah banyak, disarankan agar bed rest total untuk mencegah terjadinya kontraksi dan pendarahan yang lebih banyak.
3. Pelvic rest
lakukan hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkna terjadinya pendarahan, misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.




Penatalaksanaan
1. Konservatif bila :
a.  Kehamilan kurang 37 minggu.
b.  Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c.  Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
     perjalanan selama 15 menit).
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c. Anak mati
Penyebab
1.      Ibu mengalami placenta previa pada kehamilan sebelumnya.
2.      Ibu menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.
3.      Ibu menjalani kehamilan kedua dan seterusnya.
4.      Ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun.
5.      Ibu merokok.
6.      Ibu pernah mengalami operasi pada rahim misalnya kuret akibat keguguran atau operasi untuk menghilangkan miom.













2.      Pengertian solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian, dan merupakan komplikasi kehamilan yang serius namun jarang terjadi. Plasenta berfungsi memberikan nutrisi serta oksigen pada janin yang dikandung, dan merupakan organ yang tumbuh di dalam rahim selama masa kehamilan. Solusio plasenta bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandung jika tidak segera ditangani. Hal ini dikarenakan solusio plasenta bisa menyebabkan pendarahan hebat bagi sang ibu, dan bayi yang dikandung bisa kekurangan asupan nutrisi serta oksigen.
Tanda bahaya
·         Nyeri punggung.
·         Kontraksi berlangsung cepat.
·         Pendarahan pada vagina.
·         Rahim terasa sakit.
·         Nyeri perut.
·         Kurang bergeraknya bayi yang berada dalam kandungan atau tidak seperti biasanya.
Pencegah
§  Hindari minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan obat-obatan narkotika dan psikotropika selama kehamilan.
§  Pemeriksaan kehamilan ke dokter atau bidan sejak awal diketahui adanya kehamilan dan secara teratur selama masa kehamilan.
§  Mengenali dan mengatasi adanya masalah kesehatan pada ibu hamil seperti diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya solusio plasenta.
Penatalaksanaan
a.      Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan
b.      Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar
c.       Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
d.      Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
e.      Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
f.        Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
g.      Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan.
Penyebab
·         Wanita yang merokok atau yang menyalahgunakan narkoba.
·         Wanita yang berusia di atas 40 tahun.
·         Wanita yang pernah mengalami solusio plasenta sebelumnya.
·         Wanita yang pernah melahirkan bayi kembar.
·         Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
·         Wanita yang memiliki gangguan pembekuan darah.
·         Wanita yang pernah mengalami trauma pada perut, seperti terjatuh atau terkena pukulan.
·         Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.
Komplikasi
 Solusio plasenta dapat menimbulkan komplikasi dan membahayakan jiwa ibu dan bayi yang dikandung. Ibu hamil yang menderita solusio plasenta kemungkinan bisa mengalami gangguan pembekuan darah dan syok akibat kehilangan darah. Selain itu, komplikasi akibat solusio plasenta juga bisa menyebabkan kondisi gagal ginjal atau gagal organ tubuh lainnya. Pendarahan juga kemungkinan terjadi setelah proses persalinan. Operasi histerektomi atau pengangkatan rahim mungkin akan dilakukan jika pendarahan yang terjadi tidak bisa dikendalikan. Sedangkan komplikasi akibat solusio plasenta pada bayi yang dikandung dapat menyebabkan kelahiran prematur serta kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Bahkan komplikasi yang serius dapat menyebabkan bayi terlahir dalam keadaan meninggal.






3.      Pengertian ruptura uteri
1.         Ruptur uteri adalah robekan di dinding uterus, dapat terjadi selama periode ante natal saat induksi, selama persalinan dan kelahiran bahkan selama stadium ke tiga persalinan(Chapman, 2006;h.288).
2.         Ruptur uteri adalah robekan yang dapat langsung terhubung dengan rongga peritonium (komplet) atau mungkin di pisahkan darinya oleh peritoneum viseralis yang menutupi uterus oleh ligamentum latum (inkomplit) (Cunningham,2005;h.217).



Tanda bahaya
1.      Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.
2.      Dramatis.
3.      Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak.
4.      Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
5.      Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
6.      Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan nafas pendek ( sesak )
7.      Temuan pada palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
8.      Bagian  presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
9.      Janin dapat tereposisi atau terelokasi  secara dramatis dalam abdomen ibu
10.  Bagian janin lebih mudah dipalpasi
11.  Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih didengar
12.  Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan disamping janin ( janin seperti berada diluar uterus ).
13.  Tenang
14.  Kemungkinan terjadi muntah
15.  Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
16.  Nyeri berat pada suprapubis
17.  Kontraksi uterus hipotonik
18.  Perkembangan persalinan menurun
19.  Perasaan ingin pingsan
20.  Hematuri ( kadang-kadang kencing darah )
21.  Perdarahan vagina ( kadang-kadang )
22.  Tanda-tanda syok progresif
23.  Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada servik atau kontraksi mungkin tidak dirasakan
24.  DJJ mungkin akan hilang




Pencegah

Strategi pencegahan kejadian ruptura uteri langsung adalah dengan memperkecil jumlah pasien dengan resiko ; kriteria pasien dengan resiko tinggi ruptura uteri adalah:
1.      Persalinan dengan SC lebih dari satu kali
2.      Riwayat SC classic ( midline uterine incision )
3.      Riwayat SC dengan jenis “low vertical incision “
4.      LSCS dengan jahitan uterus satu lapis
5.      SC dilakukan kurang dari 2 tahun
6.      LSCS pada uterus dengan kelainan kongenital
7.      Riwayat SC tanpa riwayat persalinan spontan per vaginam
8.      Induksi atau akselerasi persalinan pada pasien dengan riwayat SC
9.      Riwayat SC dengan janin makrosomia
10.  Riwayat miomektomi per laparoskop atau laparotomi


Penatalaksanaan
o   Pemasangan infus untuk mengganti cairan dan perdarahan untuk mengatasi keadaan syok
o   Memberikan profilaksis antibiotika atau antipiretik. Sehingga infeksi dapat dikurangi.
o   Segera merujuk penderita dengan didampingi petugas agar dapat memberikan pertolongan
o   Jangan melakukan manipulasi dengan pemeriksaan dalam untuk menghindari terjadinya perdarahan baru.


Penyebab

Ruptur uteri yang terjadi secara spontan, disebabkan oleh.
·            Panggul yang terlalu sempit.
·            Tumor pada jalan lahir.
·             Malposisi kepala.
·            Faktorpredisposisi (multiparita, tekanan keras pada fundus uteri, stimulus oksitosin).
·         Janin letak lintang.
·          Hidrosefalus.
              Ruptur uteri traumatic, disebabkan oleh.
o   Kecelakan (jatuh, tabrakan).
o   Manual plasenta.
o   Embriotomi.
o   Trauma tumpul atau trauma tajam dari luar.
o   Stimulus oksitosin.
o   Dorongan pada fundus uterus yang terlalu keras (biasanya dilakukan oleh dukun dalam menyelesaikan persalinan).
o   Dystosia.
o   Usaha vaginal untuk melahirkan janin.
o   Penyakit rahim misalnya udenomiosis.

       Ruptur uteri pada bekas luka parut.
Ruptur uteri ini terdapat paling sering pada parut bekas seksio sesarea, peristiwa ini jarang timbul pada uterus yang telah dioperasi untuk mengangakat mioma (miomektomi). Penyebabnya sama dengan ruptur uteri yang terjadi secara spontan.




Komplikasi
1. Perdarahan pada umumnya pada luka robek yang kecil dan superfisial terjadi perdarahan yang banyak, akan tetapi jika robekan lebar dan dalam, lebih-lebih jika mengenai pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan yang hebat.
2. Infeksi jika robekan tidak ditangani dengan semestinya dapat terjadi infiksi bahkan dapat timbul septikami.
        4. Pengertian gangguan pembekuan darah
Gangguan pembekuan darah (yang juga disebut trombofilia atau hiperkoagulasi) adalah penyakit yang melibatkan pembekuan darah secara berlebihan, bahkan pada daerah di mana seharusnya pembekuan tidak boleh terjadi seperti pada pembuluh darah sehingga mengakibatkan kondisi yang membahayakan jiwa. Pembekuan darah adalah cara alami tubuh untuk mencegah kehilangan darah secara berlebihan.


Tanda bahaya
  • Adanya trombosis vena dalam
  • Keguguran, terutama saat 6-9 bulan
  • Hipertensi selama kehamilan
  • Terasa hangat pada kulit tepat di atas gumpalan darah
  • Kulit memerah
  • Sesak napas
  • Terasa pening
  • Batuk
  • Nyeri pada punggung bagian atas atau dada
  • Tidak sadarkan diri
  • Kaki bengkak
  • Terkena stroke di usia muda
Pencegah
·         Hidup sehat
·         Aktivitas gerak
·         Mengetahui gejalanya
Penatalaksanaan
            Menurut buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neo, Sarwono Prawirohardjo 2002, A atau hipofibrinogenemia dalam keguguran ataupun juga persalinan akan menimbulkan perdarahan yang banyak dan sulit dihentikan. Penanganan harus diperhatikan keadaan yang menyebabkan dalam bstetric :
1. Perbaiki bstetr umum penderita pemberian cairan, bstetric, dll
2. Pemberian fibrinogen perinfus atau pemberian darah segera untuk mengontrol perdarahan
a.  Berikan darah lengkap segar, jika tersedia, untuk menggantikan faktor pembekuan darah sel darah merah
b. Jika darah lengkap tidak ada, pilih salah satu di bawah ini berdasarkan ketersediaannya :
1) Plasma beku segar untuk menggantikan faktor pembekuan (15 ml/kg BB)
2) Sel darah merah packed ( atau tersedimentasi) untuk penggantian sel darah          merah Untuk mencegah fibrinolisis yang berlebihan dapat diberikan transinum, episilon-aminmokopropik dan trasylol penanganan khusus dari sudut indikasi bstetric bergantung pada keadaan penderita dan penyebabnya. Misalnya melakukan cara penanganan perdarahan postpartum tahap demi tahap : uterus tonika, massage rahim, kompresi bimanual, tomponade, metode henkel dan kalau perlu demi untuk menyelamatkan jiwa ibu sumber perdarahan diangkat (histerektomi).



Penyebab
·         Faktor V Leiden
·         Kekurangan Protein S dan.
·         Tingginya Kadar Homosistein
·         Obesitas
·         Pil Keluarga Berencana (KB
·         Aterosklerosis
Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi Intravaskuler Diseminata) :
Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic, Syok berat ,Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus (Schward, 2000).







        5. Pengertian preeklamsia
Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan  tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine (proteinuria). Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia kehamilan 24-26 minggu) sampai tak lama setelah bayi lahir. Preeklamsia yang tidak disadari oleh sang ibu hamil bisa berkembang menjadi eklamsia, kondisi medis serius yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya.

Tanda bahaya
·         Sesak napas, karena ada cairan di paru-paru.
·         Sakit kepala parah.
·         Berkurangnya volume urine.
·         Gangguan penglihatan. Pandangan hilang sementara, menjadi kabur, dan sensitif terhadap cahaya.
·         Mual dan muntah.
·         Rasa nyeri pada perut bagian atas. Biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan.
·         Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).
·         Gangguan fungsi hati.
·         Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan.
·         Berkurangnya jumlah trombosit dalam darah.

Pencegah
·         Antihipertensi
 Fungsi pengobatan ini untuk menurunkan tekanan darah. Biasanya dokter akan memilih obat antihipertensi yang aman bagi janin. Konsultasikan dengan dokter, dosis aman bagi Anda dan janin.



·         Kortikosteroid
Paru-paru janin bisa berkembang lebih matang dengan bantuan pengobatan ini. Kinerja liver dan trombosit akan ditingkatkan dengan obat ini untuk memperpanjang usia kehamilan.
·         Antikonvulsan
Dokter bisa saja meresepkan obat antikonvulsan jika preeklamsia yang diderita cukup parah, agar terhindar dari kejang-kejang.



Penatalaksanaan

o   Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
o   Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
o   Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
o   Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.

Penyebab
·         Kehamilan pertama
·         Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
·         Sedang mengidap beberapa penyakit tertentu
·         Janin lebih dari satu
·         Hamil setelah berganti pasangan
·         Hamil setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan sebelumnya.
·         Faktor usia
·         Obesitas saat hamil
·         Faktor keturunan


Komplikasi

·         Sindrom HELLP (Haemolysis – Elevated Liver enzymesLow platelet count)
·         Eklamsia
·         Penyakit kardiovaskular
·         Kegagalan organ lain
·         Rusaknya sistem penggumpalan darah
·         Erupsi Plasenta
·         Stroke Hemoragik


        6. Pengertian eklamsia
Eklamsia adalah suatu kelainan akut yang dapat terjadi pada saat hamil. Saat persalinan atau masa nifas. Tanda eklamsia adalah ditandai dengan kejang dan koma dimana sebelumnya sudah terjadi gejala-gejala preeklamsia.

            Tanda bahaya
            Eklampsia biasanya ditandai dengan kejang yang dapat diikuti dengan kehilangan kesadaran atau koma. Selain itu, ada gejala-gejala lain yang dapat dirasakan oleh para ibu hamil penderita eklampsia, antara lain kenaikan tekanan darah, kenaikan berat badan secara mendadak, pengeluaran protein dalam urin, edema pada tungkai dan wajah, gangguan penglihatan dan sakit kepala. Biasanya gejala-gejala tersebut muncul pada kehamilan trimester kedua akhir atau ketiga.



            Pencegah
            Usaha pencegahan eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Sayangnya upaya itu belum mewujudkan hasil yang menggembirakan. Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya. Upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada kasus risiko tinggi.

            Penatalaksanaan
            Di puskesmas :
-                  Menyiapkan surat rujukan yang berisikan riwayat penderita.
-                  Menyiapkan partus set dan tongue spatel (sudip lidah).
-                  Menyiapkan obat-obatan antara lain: valium injeksi, antihipertensi, oksigen, cairan infus dextrose/ringer laktat.
-                  Pada penderita terpasang infus dengan blood set.
-                  Pada penderita eklampsia, sebelum berangkat diinjeksi valium 20 mg/iv, dalam perjalanan diinfus drip valium 10 mg/500 cc dextrose dalam maintenance drops. Selain itu diberikan oksigen, terutama saat kejang, dan terpasang tongue spatel.


            Penyebab
Dapat ditingkatkan dengan pengakuan cepat dan manajemen, sehingga sangat penting bagi wanita hamil untuk memiliki pemeriksaan kesehatan rutin.



            Komplikasi
            Komplikasi ibu :
·         Dapat menimbulkan sianosis
·         Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
·         Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan     jantung mendadak
·         Lidah dapat tergigit
·         Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan luka – luka
·         Gangguan fungsi ginjal
·         Perdarahan
·         Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus

             Komplikasi janin dalam rahim :
·         Asfiksia mendadak
·         Solusio plasenta
·         Persalinan prematuritas









        7. Pengertian KPD (Ketuban Pecah Dini)
·         KPD adalah keluarnya air-air dari vagina setelah usia kehamilan 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm maupun aterm.
·         KPD atau dikenal juga Prematur Rupture Of the Membrane (PROM) adalah Keluarnya air-air per vaginam akibat pecahnya selaput ketuban secara spontan pada usia ≥ 34 minggu.
·         Ketuban pecah yang berkepanjangan/Prolonged Rupture of Membrane adalah ketuban yang pecah lebih dari 24 jam atau disebut juga Ketuban Pecah Lama (KPL).
            Tanda bahaya
·         Ketuban pecah secara tiba-tiba
·         Keluar cairan ketuban dengan bau yang khas
·         Bisa tanpa disertai kontraksi/his
·         Terasa basah pada pakaian dalam/underwear yang konstan
·         Keluarnya cairan pervagina pada usia paling dini 22 minggu

            Pencegah
Evidence base melaporkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara merokok dengan KPD, oleh karena itu ibu hamil yang merokok harus berhenti merokok bahkan sebelum terjadi konsepsi, dan juga terhadap perokok pasif agar lebih berhati-hati dengan menghindari perokok aktif di sekitarnya. Selain itu melihat penyebab adalah IMS dan infeksi vagina atau servik, maka personal hygiene dan hubungan seksual yang aman hanya dengan pasangan dianjurkan untuk menghindari faktor risiko yang dapat dicegah.
           
            Pentalaksanaan
            Ketuban pecah dini ternasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalan dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya. Penatalaksaan KPD masih dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan, selama masih beberapa masalah yang masih belum terjawab. Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi bedah sesar, dan kalau menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi chorioamnionitis. Kasus KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan kalau menempuh cara konservatif dengan maksud untuk memberi waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek prognosis janin. Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak diketahui secara pasti segera dilakukan pemeriksaann ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru sudah matang,chorioamnionitis yang diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab utama meningginya morbiditas dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan, infeksi janin langsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau lamanya perode laten. Kebanyakan penulis sepakat mengambil 2 faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap penderita KPD yaitu umur kehamilan dan ada tidaknmya tanda-tanda infeksi pada ibu.

            Penyebab
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
Adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihantanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2002).
2. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
b. Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)
c. Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006)
d. Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja
3. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
5. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6. Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
8. Riwayat KPD sebelumya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu

           
            Komplikasi
            Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
Persalinan Prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.

     8. Pengertian IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. Umumnya kematian janin terjadi menjelang persalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 8 bulan.

            Tanda bahaya
o   Terhentinya pertumbuhan uterus, atau penurunan TFU
o   Terhentinya pergerakan janin
o   Terhentinya denyut jantung janin
o   Penurunan atau terhentinya peningkatan berat badan ibu
o   Perut tidak membesar tapi mengecil dan terasa dingin
o   Terhentinya perubahan payudara






            Pencegah
              Beberapa pencegahan yang dianjurkan dari beberapa pustaka yang ada antara lain sebagai berikut (Silver, 2007) :
1.Memberikan nasehat pada waktu ANC mengenai nutrisi dankeseimbangan diet makanan
2.Hindari merokok, tidak meminum minuman beralkohol, jamu, obat-obatan dan hati-hati terhadapinfeksi yang berbahaya,
3.Mendeteksi secara dini faktor-faktor predisposisi IUFD dan pemberianpengobatan
4.Mendeteksi gejala awal IUFD atau tanda fetal distress
5.Diberlakukannya tindakanCut off untuk terminasi kehamilan.

            Penatalaksanaan
              Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim, sebaiknyadiobservasi dahulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnosis. Selamaobservasi, 70-90 % akan terjadi persalinan yang spontan (POGI, 2006).Jika pemeriksaan Radiologi tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5hari. Tanda-tandanya berupa Overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi kolumnavertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimanagambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang (POGI, 2006).Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien.Sebaiknyapasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya.Yakinkan bahwa kemungkinanbesar dapat lahir pervaginam. Pilihan cara persalinan dapat secara aktif denganinduksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganyasebelum keputusan diambil. Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinanspontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akanterjadi tanpa komplikasi. Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukanpenanganan aktif. Penanganan aktif dilakukan pada serviks matang, denganmelakukan induksi persalinan menggunakan oksitosin atau prostaglandin. Jikaserviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin.

            Penyebab
o   Ketidakcocokkan golongan darah, rhesus ibu dan bayinya
o   Gerakan bayi yang berlebihan
o   Berbagai penyakit pada ibu hamil
o   Kelainan kromosom
o   Trauma saat hamil
o   Infeksi pada ibu hamil
o   Kelainan bawaan bayi
           
Komplikasi
1. Disseminated intravascular coagulation (DIC),yaitu adanya perubahan pada proses pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan atau internal bleeding zat.zat pembekuan darahh atau fibrinogen bisa turun dan menyebabkan darah agak sulit membeku.bila ini terjadi,akan berakibat fatal kala ibu melahirkan.jika fibrinogen rendah (hipofibrinogenemia),maka perdarahan yang terjadi pada proses persalinan akan sulit berhenti.bila terjadi fibrinogenemia bahayanya adalah perdarahan post partum.terapi nya adalah dengan pemberian darah segar atau fibrinogen.
2. Infeksi
3. Koagulopati maternal dapat terjadi walaupun ini jarang terjadi sebnelum 4-6 minggu setelah kematian janin .oleh karena adanya komplikasi akibat IUFD maka janin yang telah meninggal harus segera dilahirkan. proses kelahiran harus segera dilakukan secara normal,karena bila melalui operasi akan terlalu merugikan ibu.operasi hanya dilakukan jika ada halangan untuk melahirkan normal.



KESIMPULAN
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
anda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya  kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.

SARAN
Kita sebagai seorang bidan sebaiknya mengarahkan ibu dan masyarakat agar saling mendukung dan menjaga , supaya ibu dan janin dalam keadaan sehat dan tidak terjadi gangguan atau tanda-tanda yang membahayakan ibu dan janin , sebab kondisi buruk dapat berpengaruh kepada ibu atau janin . ibu sebaiknya merawat dengan baik dan menjaga kondisi janin dengan cara memeriksakan keadaan janin ke bidan atau dokter atau tenaga kesehatan lainnya supaya ibu dapat mengetahui tanda bahaya atau komplikasi sejak dini.












PENUTUP
Demikian makalah yang saya buat ini , semoga dapat diterima dan dapat di mengerti oleh pembaca . semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, apabila ada penulisan kata atau penulisan yang tidak jelas saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Pengurus perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.perdarahan antepartum. Standar pelayanan medik Obstetri dan Ginekologi Bag. I . Jakarta. 1991:9-13
2.      Varney Helen 1997. Varney’s midwifery Massachussets : Jones and bartlett publishers
3.      Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N. penatalaksanaan perdarahan anterpartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS, 1997. 3-8 .
4.      Franchois KE, Foley MR. Antepartum and postpartum hemorrhage. In: Gabbe SG. Niebyl
5.      Syaifuddin.A.B. Ketuban pecah dini dalam buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal JNPKKD-POGI bekerjasama dengan yayasan buku pustaka suwarno prawihardjo, jakarta: 2002, hal : 218-220
6.      Harrison . 1999. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC
7.      Prawiharjo , sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP