DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………........
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan
Makalah………………………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PSIKOLOGI
PADA IBU YANG MENGALAMI PERSALINAN
a) Pengertian
Komunikasi
Teurapetik…………………………………….. 4
b) Tujuan
Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan
Psikologi Saat
Persalinan………………………………………………. 5
c) Pendekatan
Komunikasi
Terapeutik………………………………........ 5
d) Sikap
Komunikasi
Terapeutik…………………………………………. 6
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan……………………………………………………………… 7
3.2
Saran……………………………………………………………………. 7
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan karunianya yang
berkelimpahan maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
judul Gangguan Psikologi dan Gangguan Jiwa serta Berhubungan dengan
Persalinan. Kami berharap makalah ini akan menambah wawasan bagi kami.
Kami
menyadari bahwa sebagai mahasiswi kami memiliki keterbatasan kemampuan. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya apabila ada yang berkenan memberikan saran demi perbaikan
isi makalah ini sehingga dapat mewujudkan suatu makalah tentang Gangguan
Psikologi dan Gangguan Jiwa serta Berhubungan dengan Persalinan.
JOGJAKARTA,20 Mei 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kehamilan
pertama bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam
kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang bercampur baur,
antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan
dialaminya semasa kehamilan. Kecemasan tersebut dapat muncul karena masa
panjang saat menanti kelahiran penuh ketidakpastian, selain itu bayangan
tentang halhal yang menakutkan saat proses persalinan walaupun apa yang
dibayangkannya belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis,
bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Kartono, 1992).
Taylor (1995)
mengatakan bahwa kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi
masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya
menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak
jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (seperti panik,
tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya).
Peristiwa
kelahiran itu bukan hanya merupakan proses yang fisiologis belaka,
akan tetapi banyak pula diwarnai komponen-komponen psikologis. Jika seandainya
kelahiran itu cuma fisiologis saja sifatnya, dan kondisi organisnya juga
normal, maka pasti proses berlangsungnya akan sama saja di mana-mana dan pada
setiap wanita, serta tidak akan mempunyai banyak variasi. Sedang pada
kenyataannya, aktivitas melahirkan bayi ini cukup bervariasi. Dari yang amat
mudah dan lancar sampai pada yang sangat sukar, baik itu normal maupun abnormal
dengan operasi SC dan lain-lain. Orang menyebutkan beberapa faktor penyebab
dari mudah sulitnya aktifitas melahirkan bayi, antara lain ialah :
a. Perbedaan
iklim dan lingkungan sosial, yang mempengaruhi fungsi-fungsi kelenjar endokrin.
Dan kelenjar endokrin ini sangat penting fungsinya pada saat melahirkan bayi.
b. Cara
hidup yang baik atau cara hidup yang yang sangat ceroboh dari wanita yang
bersangkutan, sebab cara hidup tersebut terutama cara hidup sexualnya
mempengaruhi kondisi rahim dan organ genitalnya.
c. Kondisi
otot-otot panggul wanita.
d. Kondisi
psikis/kejiwaan wanita yang bersangkutan.
Orang
mendapatkan kesan, bahwa sekalipun kini terdapat banyak kemajuan di bidang
kebidanan dan kedokteran untuk meringankan proses partus, namun kehidupan
psikis wanita yang tengah melahirkan bayinya itu sejak zaman purba hingga masa
modern sekarang masih saja banyak diliputi oleh macam-macam ketakutan dan
ketakhayulan. Oleh karena itu, akan mempengaruhi emosi pada saat hamil dan
proses melahirkan yang menimbulkan kegelisahan dan ketakutan menjelang
kelahiran.
1.2 Rumusan
Masalah
1. PSIKOLOGI
PADA IBU YANG MENGALAMI PERSALINAN
a) Pengertian
Komunikasi Teurapetik
b) Tujuan
Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat Persalinan
c) Pendekatan
Komunikasi Terapeutik
d) Sikap
Komunikasi Terapeutik
1.3 Tujuan
Makalah
Penulisan
Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dan dapat
bermanfaat bagi kalangan mahasiswa. Secara terperinci tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1. Diajukan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi.
2. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik pada psikologi persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Gangguan
Psikologi dan Gangguan Jiwa serta Berhubungan dengan Persalinan
2.1 PSIKOLOGI
PADA IBU YANG MENGALAMI PERSALINAN
Kegiatan
komunikasi terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu
yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.
A. Pengertian
Komunikasi Teurapetik
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes
RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah
proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
Komunikasi
terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari
komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien,
sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan
klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.
Menurut Stuart
dan Sundeen (dalam Hamid, 1996), tujuan hubungan terapeutik diarahkan pada
pertumbuhan klien meliputi :
· Realisasi
diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan terhadap diri.
· Rasa
identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
· Kemampuan
untuk membina hubungan interpersonal yang intim dan saling tergantung dengan
kapasitas untuk mencintai dan dicintai.
· Peningkatan
fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal
yang realistik.
B. Tujuan
Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat Persalinan.
1. Membantu
pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam proses
persalinan.
2. Membantu
mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
3. Membantu
mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan
ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
C. Pendekatan
Komunikasi Terapeutik.
1. Menjalin
hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien.
Bidan menerima
klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif.
2. Kehadiran.
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.
Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.
3. Mendengarkan.
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
4. Sentuhan
dalam pendampinganklien yang bersalin.
Komunikasi non
verbal kadang-kadang lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan bidan
terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
5. Memberi
informasi tentang kemajuan persalinan.
Hal ini
diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan
persalinan. Pemahaman dapat mengerangi kecemasan dan dapat mempersiapkan diri
untuk menghadapi apa yang akan terjadi
6. Informasi
yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin berikan secara
tertulis. Memandu persalinan dengan memandu intruksi khusus tentang
bernafas, berelaksasi dan posisi postur tubuh.
Misalnya : bidan
meminta klien ketika ada his untuk meneran. Ketika his menghilang, bidan
mengatakan pada ibu untuk bernafas pajang dan rileks.
7. Mengadakan
kontak fisik dengan klien.
Kontak fisik
dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk dan menyeka keringat serta
membersihkan wajah klien.
8. Memberikan
pujian.
Pujian diberikan
pada klien atas usaha yang telah dilakukannya.
9. Memberikan
ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan menyatakan ikut
berbahagia.
Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan perimbangan.
Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan perimbangan.
D. Sikap
Komunikasi Terapeutik
Lima sikap atau
cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi
yang terapeutik menurut Egan, yaitu :
1. Berhadapan.
Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda”.
2. Mempertahankan
kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3. Membungkuk
ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar
sesuatu.
4. Mempertahankan
sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi.
5. Tetap
rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi
dalam memberi respon kepada klien.
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes
RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah
proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.
1.2 Saran
Dalam
Makalah ini terdapat penjelasan tentang gangguan psikologi dan gangguan jiwa
serta berhubungan dengan persalinan, penulis berharap agar mahasiswi dapat
mengetahui dan mengatasi masalah gangguan psikologi yang dialami oleh pasien
selama masa persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafid.
(2006), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ellis,R.,Gates,
R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan: Teori
dan Praktik.Alih Bahasa :Susi Purwoko. Jakarta,EGC.
Keliat, B.A.
(2002), Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, EGC, Jakarta.
Notoatmodjo, S
1997, Ilmu Perilaku dan komunikasi Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Purwanto, H.
(1998). Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta.
Stuart.G.W.
& Sundeen.S.J.(1998) . Buku Saku Keperawatan Jiwa.Alih Bahasa: Achir Yani
S. Hamid. ed ke-3. Jakarta, EGC
Suryani. (2005).
Komunikasi Terapeutik Teori & Praktek. Jakarta, EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar