MAKALAH
JAMU

Oleh
Nama kelompok 2 :
q Bella Sintya 15150010
q Medelin Imelda
Plaikol 15150011
q Lilis Priyanti 15150012
q Windi Rizki
Aprilia 15150013
q Welhelmina Novia
LOLU 15150014
q Sebastiana Daso
Dua 15150015
q Ulfia Im Lanu
Ware 15150016
q Wilhelmina Ymlean 15150017
q Linka Asmara 15150018
q Sonia Dora
Cardoso 15150019
q Puput Sri Utari 15150020
q F. Imakulata 15150021
q Nurjana Karmila 15150022
q Priska Prisilia
Apicandra 15150023
q Winda Widi Astuti 15150025
q Stefani talia Fina
Kulla 15150027
q Angela Christine 15150028
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat dan rahmat-NYA sehingga kelompok kami dapat menyusun makalah yang berjudul “JAMU” dengan baik.
Semoga
makalah yang kami buat ini
dapat menambah wawasan kita serta pengetahuan kita untuk memahami tentang JAMU, terutama pada mahasiswi kebidanan dimana mereka
kelak akan langsung berhubungan langsung dengan ibu dan pasien.
Kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyusun makalah
ini.apabila dalam penulisan makalah ini ,terdapat kata yang salah kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat
tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh
masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum
memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan
bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Semakin
maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun temurun
semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada
beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang
penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat
tradisional.
Oleh karena itu, maka diperlukan
adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar dipasaran yang meliputi
analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis kimia untuk melindungi
masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang mengandung simplisia palsu
maupun bahan kimia obat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Jamu
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari indonesia.
Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari
bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran),
daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh
hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.
Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu
sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.
Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di indonesia yang mana
pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan istana atau keraton yaitu kesultanan
di djogjakarta dan kasunanan di surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya
dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi
seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang
sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar
keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di indonesia
tetapi sampai ke luar negeri.
Sejak dahulu kala, indonesia telah dikenal akan kekayaannya,
tanah yang subur dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas. Tanah yang
subur dengan kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat
indonesia karena mereka bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan. Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam
tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna
untuk perawatan kesehatan dan kecantikan.
2.2 Contoh jamu dan khasiatnya
1) Anton-anton muda
Khasiat :Untuk menjaga agar wanita hamil muda (1 s/d 6
bulan) tetap sehat dan tidak banyak muntah-muntah, menghilangkan lesu, lemah
2) Anton-anton tua
Khasiat :Untuk menjaga kesehatan wanita hamil 7 bulan keatas
yang sering merasa capai, lelah, pucat.
3) Wasir ( ambeien )
Khasiat : Untuk mengobati penyakit ambeien (wasir) baik
dalam maupun luar.
4) Batuk angina
Khasiat : Untuk mengobati masuk angina disertai batuk,
tenggorokan gatal.
5) Batuk pilek
Khasiat : Untuk mengobati batuk pilek, kepala pusing.
6) Disentri (mejen)
Khasiat : Untuk mengobati penyakit disentri : buang air
terus, bercampur lender, daraah atau nanah..
7) Jampi usus ( sariawan usus )
Khasiat : Untuk mengobati sakit perut, mulas, perih,
melilit, sering buang air besar.
8) Galian putri ( delima putih )
Khasiat : Untuk menjaga kesehatan tubuh dan kecantikan kaum
wanita, wajah menjadi berseri dan bercahaya, terutama setelah datang bulan.
9) Galian sunti ( untuk gadis remaja )
Khasiat : Untuk kesehaatan gadis remaja yang masih murni
menjaga tubuh supaya cantik dan rapih.
10) Galian singset
Khasiat : Untuk merampingkan dan menghilangkan
kelebihan-kelebihan lemak didalam tubuh yang kegemukan, menjaga badan tetap
singset, menurunkan kolesterol.
11) Galian parem
Khasiat : Untuk wanita ssetelah melahirkan, membuat badan
jadi sehat dan segar, serta melancarkan keluarnya air susu.
12) Simanis
Khasiat : Untuk mengobati gangguan pentakit kencing manis
seperti rasa haus terus menerus, sering kencing baik siang maupun malam,
disertai rasa lesu, ngantuk, gatal-gatal, kurang gairah yang disebabkan karena
kadar gula darahnya tinggi.
13) Temanten
Khasiat : Untuk menjaga agar badan penganten nampak tetap
segar berseri, bergairah, tidak lesu lelah dan kusut.
14) Satria + gingseng
Khasit : Untuk kesehatan da vitalitas pria agar badan sehat
dan perkasa, menambah tenag dan syahwat.
15) Sehat wanita
Khasiat : Untuk kesehatan badan wanita agar bergairah dan
bersemangat.
16) Segar badan ( darah rendah, lesu darah
)
Khasiat : Untuk mengaobati penyakit tekanan darah rendah,
badan kurang sehat, lesu, letih, lelah dari berbaring/duduk, jika berdiri
kepala terus berat, ngeliyeng, kunang-kunang, gelap (pet-petan)
17) Lempuyang ( cabe lempuyang )
Khasiat : Untuk menghangatkan badan, kaki dan tangan terasa
dingin, badan lemah, tidak ada nafsu makan , menghilangkan rasa lelah, juga
baik bagi yang baru sembuh dari sakit.
18) Ulu hati
Khasiat :Untuk mengobati rasa mual , perih, perut kembung,
mulut terasa pahit dan menambah nafsu makan.
19) Sakit lambung ( maag )
Khasiat : Untuk mengobati sakit lambung (maag) dengan gejala
sebelum dan sesudah makan, perut selalu perih, kembung, sebah, ulu hati terasa
sakit, sesak dan mual.
20) Bersalin muda
Khasiat : Untuk wanita setelah melahirkan agar perut tidak
mules, kaki tidak dingin serta membersihkan dan memelihara kesehatan
kandungan/rahim, juga wanita setelah keguguran.
21) Patmosari rapet ( sorga)
Khasiat : Terutama digunakan setelah haid (mens) kesegaran
pulih kembali , bercahaya , menambah gairah serta menyehatkan, juga mencegah
sakit gangguan keputihan.
22) Sari murni (galian montok )
Khasiat : Membantu mengencangkan dan menyuburkan buah
dadayang kurang berkembang (montok).
23) Keputihan (pek-tay)
Khasiat : Untuk mengobati sakit keputihan pada wanita,
menghilangkan bau yang kurang sedap, gatal-gatal dan lain-lain.
2.3 Cara Analisis Jamu
Berdasarkan undang-undang kesehatan bidang farmasi dan
kesehatan, yang dimaksud dengan Obat bahan Alam Indonesia adalah Obat bahan
Alam yang diproduksi di Indonesia. Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim
penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, Obat bahan Alam Indonesia
dikelompokkan menjadi : jamu, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.
Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris dan memenuhi
persyaratan mutu yang berlaku.
Berbeda dengan obat-obatan modern, standar mutu untuk jamu
didasarkan pada bahan baku dan produk akhir yang pada umumnya belum memiliki
baku standar yang sesuai dengan persyaratan. Simplisia nabati, hewani dan
pelican yang dipergunakan sebagai bahan untuk memperoleh minyak atsiri,
alkaloid, glikosida atau zat berkhasiat lainnya, tidak perlu memenuhi
persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan. Identifikasi
simplisia dapat dilakukan berdasarkan uraian mikroskopik serta identifikasi kimia
berdasarkan kandungan senyawa yang terdapat didalamnya.
Secara umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan
menjadi 2 macam analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif berfungsi untuk mengidentifikasi jenis
dari suatu zat atau simplisia yang terdapat pada bahan bakunya, sedangkan
analisis kuantitatif yaitu penetapan kadar atau kemurnian dari zat atau
simplisia yang akan dianalisis.
Pengujian secara kualitatif obat tradisional jamu biasanya
digunakan untuk mengidentifikasi atau menganalisis jenis bahan baku dari suatu
simplisia baik dari jenis tumbuhan maupun jenis hewan.
Didalam pemeriksaan kualitatif ini, meliputi analisis
sebagai berikut :
a) Pengujian organoleptis, yaitu
pengujian untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa dari simplisia yang diuji.
b) Pengujian makroskopis, yaitu
pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau dengan indera.
Fungsinya untuk mencari kekhususan morfologi ukuran dan warna dari simplisia
yang diuji.
Pengujian
mikroskopis, yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran tertentu yang disesuaikan dengan keperluan simplisia yang diuji
dapat berupa sayatan melintang, membujur atau berupa serbuk. Fungsinya untuk
mengetahui unsur-unsur anatomi jaringan yang khas dari simplisia.
Ø Pengujian histokimia.
Ø Identifikasi kimia terhadap senyawa
yang tersari.
Ø Pengujian mikroskopis dan
makroskopis dilakukan untuk menentukan jenis simplisia.
Ø Pengujian histokimia dan
identifikasi kimia dilakukan untuk mengetahui kelompok utama zat aktifnya.
Dari pengujian tersebut diatas dapat diketahui jenis
simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik untuk masing-masing
simplisia.
Penetapan secara kuantitatif meliputi :
a) Penentuan kadar kandungan, yaitu
untuk mengetahui jumlah kandungan yang terdapat pada simplisia yang diuji atau
pada produk jamu setengah jadi. Misalnya penentuan kadar tannin, alkaloida,
minyak atsiri, glukosida, flavonoida.
b) Penentuan kadar air, yaitu untuk
mengetahui besarnya kandungan air yang terdapat pada simplisia yang diuji.
c) Penentuan kadar abu.
d) Penentuan bahan organik asing.
Analisis kuantitatif ini dilakukan untuk menetapkan
kemurnian dan mutu simplisia nabati.
Pengujian secara organoleptis dan makroskopis. Cara ini
dilakukan untuk mecari morfologi ukuran dan warna simplisia. Sebagai contoh
biji kedawung atau Parkiae Semen memiliki bentuk bundar telur atau hampir
segitiha samapi bundar memanjang. Pipih, pada bidang yang pipih terdapat garis
yang melingkar pada jarak 2mm sampai 3mm dari tepi biji. Permukaan luarnya
licin dengan kulit biji yang keras dan padat. Inti biji mempunyai lembaga yang
sangat kecil, terdapat ditengah pada pertemuan pangkal keping biji. Ukuran biji
dengan panjang 10mm sampai 22mm dengan lebar 8mm sampai 15mm. Tebal biji kurang
kebih 8mm. Warna biji hijau kecoklatan atau coklat tua kehitaman sampai hitam.
Inti biji berwarna hijau muda sampai hijau kecoklatan. Bau dan rasanya khas
agak pahit dengan permukaan biji berlendir.
Uji mikroskopis. Uji mikroskopis dilakukan dengan
menggunakan mikroskop yang derajad pembesarannya disesuaikan dengan keperluan.
Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan melintang, membujua atau berupa
serbuk. Pada uji mikroskopis dicari unsur-unsur anatomi yang khas. Dari
pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
spesifik dari masing-masing simplisia. Untuk menyiapkan sayatan simplisia
direbus atau direndam dalam air agar dapat membengkak kembali seperti pada saat
masih segar. Untuk daun dan bunga direndam dalam air, bila perlu direndam dalam
air hangat. Untuk akar, kulit batang, batang simplisia keras yang lain direndam
dalam air panas, bila perlu dididihkan. Untuk simplisia nabati yang mengandung
getah, setelah direndam dalam air, lalu direndam lagi dalam etanol sehingga
cukup keras ntuk disayat. Simplisia disayat dengan pisau silet. Sayatan dapat
berbentuk sayatan melintang atau mebujur sesuai dengan keperluan. Hasil sayatan
dimasukkan kedalam kaca arloji yang berisi air. Untuk membersihkan sayatan,
maka sayatan tersebut direndam dalam larutan kloral hidrat 70% selama kurang
lebih 20 menit, setelah jernih, sayatan dicuci dengan air dan diberi warna.
Pewarnaan dilakukan sesudah sayatan dicuci sayatan dimasukan kedalam larutan
hijau iodium LP selama 1 menit, irisan kemudian dicuci dengan air beberapa kali
sesudah itu dimasukkan kedalam larutan tawas karmen selama 5 m3nit sampai 10
menit dan dicuci dengan air. Irisan yang telah siap kemudian ditetesi air dan diperiksa
dibawah mikroskop. Dinding sel yang berlignin berwarna biru atau biru
kehijauan, sedangkan dinding sel yang terdiri dari selulosa berwarna merah.
Pada irisan yang telah dijernihkan dengan kloral hidrat dapat pula ditambahkan
beberapa tetes larutan Ploroglucin HCl, jaringan yang berlignin berwarna merah.
Untuk uji simplisia yang berupa serbuk, simplisia serbuk tersebut diletakkan
sedikit diatas kaca objek serbuk tersebut ditetesi dengan kloral hidrat,
kemudian di fixasi dan dijaga jangan sampai kering. Kemudian diamati dibawah
mikroskop.
Uji Histokimia. Uji ini dilakukan untuk mengetahui berbagai
macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi yang
spesifik zat-zat dalam kandungan itu akan memberikan warna yang spesifik pula.
Langkah uji histokimia adalah sebagai berikut ini : simplisia dididihkan
didalam larutan natrium klorida P atau natrium sulfat LP sampai simplisia cukup
keras untuk disyat. Sayatan yang diperoleh diletakan diatas kaca onjek atau
kaca arloji kemudian ditetesi dengan pereaksi yang cocok dan dilihat dibawah
mikroskop. Jaringan atau sel yang mengandung zat-zat yang terdeteksi terlihat
jelas dan dapat dibedakan dengan jaringan atau sel yang lain. Data tersebut
digunakan untuk melengkapi data uji mikroskpis. Untuk uji histokimia serbuk
adalah sebagai berikut : serbuk yang diperiksa diletakkan diatas kaca objek,
kemudian ditetesi dengan pereaksi yang cocok. Sediaan kemudian dicuci seperti
halnya pada sayatan simplisia. Beberapa kelompok zat yang kandungan yang penting
dapat ditetesi dengan bantuan pereaksi yang menghasilkan warna.
Identifikasi kandungan kimia. Kandungan kimia zat nabati
pada umumnya dapat dikelompokan sebagai berikut : minyak atsiri, karotenoid,
steroid, triterpenoid, alkaloida, asam lemak, senyawa fenolik yang meliputi
fenol-fenol, asam fenolat, fenil propanoid, flavonoid, antrakinon, antosian
serta xanton, asam organik, glikosida, saponin, tannin, karbohidrat, dan lain
sebagainya. Simplisia nabati yang diuji adalah simplisia tunggal yang berupa rajangan,
serbuk, ekstrak, atau dalam bentuk sediaan. Mula-mula serbuk simplisia disari
secara berturut-turut dengan larutan penyari yang berbeda-beda polaritasnya.
Masing-masing pelarut secara selektif akan memisahkan kelompok kandungan kimia
tersebut. Terhadap hasil penyarian tersebut kemudian dilakukan identifikasi
dengan cara yang cocok. Simplisia nabati yang dijadikan serbuk dengan derajad
halus 22 dan kadar air kurang dari atau sama dengan 10% atau seperti yang
disebutkan dalam masing-masing monografi simplisia. Mula-mula disari dengan
pelarut yang bersifat nonpolar, kemudian disari dengan pelarut yang kurang
polar dan terakhir dengan pelarut polar. Penyarian dilakukan dengan penggojokan
berkali-kali sehingga hasil penggojokan terakhir bila diuapkan tidak
meninggalkan sisa, atau dengan alat soklet. Untuk cara penggojokan dianjurkan
untuk melakukan perendaman awal dengan cairan penyari selama satu malam.
Penggunaan alat soklet hanya dianjurkan untuk penyarian kandungan kimia yang
telah diketahui stabil. Penggunaan eter sebagai cairan penyari tidak dianjurkan
mengingat sifatnya yang mudah terbakar.
2.4 Berikut beberapa bahan aneka jamu yang dapat
dijadikan perawatan kehamilan dan persalinan :
- Jamu untuk masa kehamilan 1-3 bulan
Bahan yang dibutuhkan
antara lain, temu, kemiling, kunyit, temulawak, mesoyi, bawang putih, kemukus,
dan lempuyang secukupnya. Gilas bahan-bahan tersebut dengan diberi air
secukupnya. Untuk mengurangi rasa pahit, tambahkan sedikit garam. Minumlah jamu
ini sehari satu atau dua kali.
- Jamu untuk masa kehamilan 3-6 bulan
Terdiri dari
bahan-bahan seperti, daun jambu biji yang masih muda, daun jambu tersana (jambu
warna merah dan padat, tapi bukan jambu air), lalu daun meniran, sembukan, temu
hitam, lempuyang, dan kunyit. Untuk takaran secukupnya saja, tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu sedikit, agar rasanya seimbang. Tambahkan gula merah
atau gula batu agar rasanya enak.
- Jamu untuk masa kehamilan 7-8 bulan
Bahan-bahannya seperti,
kayu manis sebesar jari, kayu secang seperempat koin lalu dikerik. Rendam
dengan menggunakan leri atau air cucian beras selama tiga jam. Minum jamu
tersebut pada hari Senin dan Kamis. Kemudia pada hari Rabu dan Sabtu, minum
jamu yang terdiri dari 3 biji cabe Jawa, 2 rimpang (akar/umbi) lempuyang.
Tumbuk semua bahan dan beri air secukupnya. Tambahkan sedikit garam dan jeruk
nipis.
- Jamu untuk kehamilan 9 bulan
Untuk bahannya
menggunakan ketumbar sejumput, 2 lembar daun trawas, jinten hitam, mesoyi,
kulit udang yang dibakar sedikit, dan kulit ikan mimi dan mentuna. Kemudian
campurkan semua dan digerus. Tambahkan sedikit garam dan air secukupnya.
Setelah itu, saring dan minum airnya. Jamu ini diminum satu kali seminggu.
- Jamu sesudah persalinan
Bahan yang digunakan
adalah laos, bawang putih, garam yang digoreng, digerus dan diberi air
secukupnya. Minum sehari sekali. Bisa juga menggunakan bahan lainnya seperti,
ketumbar, cengkeh, jinten, misoyi, kayu manis, kencur, kedaung kunyit, pala,
temu giling, temu lawak, dan asam. Semua digerus lalu diminum menggunakan air
hangat.
Sesudah 40 hari, minumlah jamu dengan
bahan musi, cabe Jawa, kemukus, klabet, jinten hitam, kedaung, kembang pala,
dan kayu jangjang.
Dianjurkan
bagi ibu yang setelah melahirkan untuk meminum jamu agar melancarkan keluarnya
ASI yang terbuat dari bahan daun katuk. Selain itu berhati-hati dalam memilih
jamu, dan jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan Anda.
Good
BalasHapus