MAKALAH
LILIS PRIYANTI
15150012
A.12.1
D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2015 / 2016
KATA
PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat dan rahmat-NYA sehingga dapat
tersusun makalah yang berjudul “DETEKSI DINI KEHAMILAN LANJUT”.
Semoga makalah yang saya buat ini
dapat menambah wawasan kita serta pengetahuan kita untuk memahami deteksi dini
kehamilan lanjut, terutama pada mahasiswi kebidanan dimana mereka kelak akan
langsung berhubungan langsung dengan ibu dan pasien.
Saya ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu untuk menyusun makalah ini.apabila ada
penulisan yang salah saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Vii
DAFTAR ISI
KATA PEENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENGERTIAN DETEKSI DINI KEHAMILAN LANJUT
1. Pengertian
plasenta previa
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
2. Pengertian
solusio plasenta
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
3. Pengertian
ruptura uteri
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
4. Pengertian
Gangguan pembekuan darah
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
5. Pengertian
preeklamsia
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
6. Pengertian
eklamsia
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
7. Pengertian
KPD
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
8. Pengertian
IUFD
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
a. Tanda bahaya
b. Pencegahan
c. Penatalaksanaan
d. Penyebab
e. Komplikasi
ix
Pengertian deteksi dini kehamilan lanjut
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha
menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan
serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
anda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada
seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah
yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat
terjadi pada awal kehamilan Sedangkan menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda
bahaya kehamilan adalah gejala yang
menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
1.
Pengertian plasenta previa
Plasenta
previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internum).
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.
4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
2. Plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.
3. Plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.
4. Plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Tanda bahaya
Resiko pada ibu: pendarahan hebat, mengancam
keselamatan ibu dan meningkatkan resiko pendarahan paska bersalin.
Resiko pada janin: selain bahaya akibat pendarahan,
janin berisiko lahir prematur atau lahir meninggal karena terpaksa dilahirkan.
Gejalanya:
§ Pendarahan tanpa sakit (painless
bleeding). Warna darah merah terang, volume sedikit atau banyak, keluar
terus menerus, atau berhenti-keluar.
§ Bagian terbawah janin tidak kunjung
masuk rongga panggul.
§ Posisi janin melintang atau
sungsang.
§ Kadang-kadang ukuran janin lebih
kecil dari usia kehamilan disebabkan sirkulasi darah.
Solusinya, cegah terjadinya
perdarahan, karena hingga kini belum ada cara untuk mencegah terjadinya
plasenta previa, dengan selalu memantau kondisi kandungan secara rutin dan
teratur, juga istirahat cukup. Konsultasikan pada dokter mengenai langkah-langkah
apa saja yang harus dilakukan jika terjadi kontraksi atau perdarahan.
Pencegah
1. Mengurangi fisik
Aktivitas
fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi.
2. Bed rest
Jika sudah
mengalami pendarahan berulang kali dan dalam jumlah banyak, disarankan agar bed
rest total untuk mencegah terjadinya kontraksi dan pendarahan yang lebih
banyak.
3. Pelvic rest
lakukan
hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkna terjadinya pendarahan,
misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan
atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.
Penatalaksanaan
1. Konservatif bila :
a. Kehamilan kurang 37
minggu.
b. Perdarahan tidak
ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal).
c. Tempat tinggal
pasien dekat dengan rumah sakit (dapat menempuh
perjalanan selama 15 menit).
2. Penanganan aktif bila :
a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan.
b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
c. Anak mati
Penyebab
1.
Ibu
mengalami placenta previa pada kehamilan sebelumnya.
2.
Ibu
menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.
3.
Ibu
menjalani kehamilan kedua dan seterusnya.
4.
Ibu
hamil dengan usia di atas 35 tahun.
5.
Ibu
merokok.
6. Ibu pernah mengalami operasi pada
rahim misalnya kuret akibat keguguran atau operasi untuk menghilangkan miom.
2.
Pengertian
solusio plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari dinding
rahim bagian dalam sebelum proses persalinan, baik seluruhnya maupun sebagian,
dan merupakan komplikasi kehamilan yang serius namun jarang terjadi. Plasenta
berfungsi memberikan nutrisi serta oksigen pada janin yang dikandung, dan
merupakan organ yang tumbuh di dalam rahim selama masa kehamilan. Solusio
plasenta bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi yang dikandung jika tidak segera ditangani.
Hal ini dikarenakan solusio plasenta bisa menyebabkan pendarahan hebat bagi
sang ibu, dan bayi yang dikandung bisa kekurangan asupan nutrisi serta oksigen.
Tanda bahaya
·
Nyeri punggung.
·
Kontraksi berlangsung cepat.
·
Pendarahan pada vagina.
·
Rahim terasa sakit.
·
Nyeri perut.
·
Kurang bergeraknya bayi yang berada dalam kandungan atau tidak seperti
biasanya.
Pencegah
§ Hindari minuman beralkohol, merokok, atau penggunaan obat-obatan narkotika
dan psikotropika selama kehamilan.
§ Pemeriksaan kehamilan ke dokter atau bidan sejak awal diketahui adanya
kehamilan dan secara teratur selama masa kehamilan.
§ Mengenali dan mengatasi adanya masalah kesehatan pada ibu hamil seperti
diabetes dan tekanan darah tinggi dapat menurunkan risiko terjadinya solusio
plasenta.
Penatalaksanaan
a.
Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur
keseimbangan cairan
b.
Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse
dan transfuse darah segar
c.
Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation
Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
d.
Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
e.
Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea.
Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya
plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
f.
Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah
segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala
pemeriksaan COT dan hemoglobin
g.
Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal
(reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan.
Penyebab
·
Wanita yang merokok atau yang menyalahgunakan narkoba.
·
Wanita yang berusia di atas 40 tahun.
·
Wanita yang pernah mengalami solusio plasenta sebelumnya.
·
Wanita yang pernah melahirkan bayi kembar.
·
Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
·
Wanita yang memiliki gangguan pembekuan darah.
·
Wanita yang pernah mengalami trauma pada perut, seperti terjatuh atau
terkena pukulan.
·
Air ketuban bocor atau pecah terlalu awal.
Komplikasi
Solusio plasenta dapat menimbulkan komplikasi dan membahayakan jiwa ibu dan
bayi yang dikandung. Ibu hamil yang menderita solusio plasenta kemungkinan bisa
mengalami gangguan pembekuan darah dan syok akibat kehilangan darah. Selain
itu, komplikasi akibat solusio plasenta juga bisa menyebabkan kondisi gagal
ginjal atau gagal organ tubuh lainnya. Pendarahan juga kemungkinan terjadi
setelah proses persalinan. Operasi histerektomi atau pengangkatan rahim mungkin
akan dilakukan jika pendarahan yang terjadi tidak bisa dikendalikan. Sedangkan
komplikasi akibat solusio plasenta pada bayi yang dikandung dapat menyebabkan
kelahiran prematur serta kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Bahkan
komplikasi yang serius dapat menyebabkan bayi terlahir dalam keadaan meninggal.
3.
Pengertian ruptura uteri
1. Ruptur uteri adalah robekan di dinding
uterus, dapat terjadi selama periode ante natal saat induksi, selama persalinan
dan kelahiran bahkan selama stadium ke tiga persalinan(Chapman, 2006;h.288).
2. Ruptur uteri adalah robekan yang dapat
langsung terhubung dengan rongga peritonium (komplet) atau mungkin di pisahkan
darinya oleh peritoneum viseralis yang menutupi uterus oleh ligamentum latum
(inkomplit) (Cunningham,2005;h.217).
Tanda bahaya
1. Tanda dan
gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.
2. Dramatis.
3. Nyeri tajam,
yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat memuncak.
4. Penghentian kontraksi
uterus disertai hilangnya rasa nyeri
5. Perdarahan
vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
6. Terdapat tanda
dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun dan nafas pendek
( sesak )
7. Temuan pada
palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu
8. Bagian
presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul
9. Janin dapat
tereposisi atau terelokasi secara dramatis dalam abdomen ibu
10. Bagian janin
lebih mudah dipalpasi
11. Gerakan janin
dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi tidak ada gerakan dan DJJ sama
sekali atau DJJ masih didengar
12. Lingkar uterus
dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan disamping janin ( janin seperti
berada diluar uterus ).
13. Tenang
14. Kemungkinan
terjadi muntah
15. Nyeri tekan
meningkat diseluruh abdomen
16. Nyeri berat
pada suprapubis
17. Kontraksi
uterus hipotonik
18. Perkembangan
persalinan menurun
19. Perasaan ingin
pingsan
20. Hematuri (
kadang-kadang kencing darah )
21. Perdarahan
vagina ( kadang-kadang )
22. Tanda-tanda
syok progresif
23. Kontraksi dapat
berlanjut tanpa menimbulkan efek pada servik atau kontraksi mungkin tidak
dirasakan
24. DJJ mungkin
akan hilang
Pencegah
Strategi pencegahan kejadian ruptura uteri langsung
adalah dengan memperkecil jumlah pasien dengan resiko ; kriteria pasien dengan
resiko tinggi ruptura uteri adalah:
1.
Persalinan dengan SC lebih dari satu kali
2.
Riwayat SC classic ( midline uterine incision )
3.
Riwayat SC dengan jenis “low vertical incision “
4.
LSCS dengan jahitan uterus satu lapis
5.
SC dilakukan kurang dari 2 tahun
6.
LSCS pada uterus dengan kelainan kongenital
7.
Riwayat SC tanpa riwayat persalinan spontan per
vaginam
8.
Induksi atau akselerasi persalinan pada pasien dengan
riwayat SC
9.
Riwayat SC dengan janin makrosomia
10. Riwayat
miomektomi per laparoskop atau laparotomi
Penatalaksanaan
o
Pemasangan infus untuk mengganti cairan dan perdarahan untuk mengatasi
keadaan syok
o
Memberikan profilaksis antibiotika atau antipiretik. Sehingga infeksi dapat
dikurangi.
o
Segera merujuk penderita dengan didampingi petugas agar dapat memberikan
pertolongan
o
Jangan melakukan manipulasi dengan pemeriksaan dalam untuk menghindari
terjadinya perdarahan baru.
Penyebab
Ruptur uteri
yang terjadi secara spontan, disebabkan oleh.
·
Panggul yang terlalu sempit.
·
Tumor pada jalan lahir.
·
Malposisi kepala.
·
Faktorpredisposisi (multiparita,
tekanan keras pada fundus uteri, stimulus oksitosin).
·
Janin letak lintang.
·
Hidrosefalus.
Ruptur uteri traumatic, disebabkan oleh.
o
Kecelakan (jatuh, tabrakan).
o
Manual plasenta.
o
Embriotomi.
o
Trauma tumpul atau trauma tajam dari luar.
o
Stimulus oksitosin.
o
Dorongan pada fundus uterus yang terlalu keras (biasanya dilakukan oleh
dukun dalam menyelesaikan persalinan).
o
Dystosia.
o
Usaha vaginal untuk melahirkan janin.
o
Penyakit rahim misalnya udenomiosis.
Ruptur uteri pada bekas luka parut.
Ruptur uteri ini terdapat paling
sering pada parut bekas seksio sesarea, peristiwa ini jarang timbul pada uterus
yang telah dioperasi untuk mengangakat mioma (miomektomi). Penyebabnya sama
dengan ruptur uteri yang terjadi secara spontan.
Komplikasi
1.
Perdarahan pada umumnya pada luka robek yang kecil dan superfisial terjadi
perdarahan yang banyak, akan tetapi jika robekan lebar dan dalam, lebih-lebih
jika mengenai pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan yang hebat.
2. Infeksi
jika robekan tidak ditangani dengan semestinya dapat terjadi infiksi bahkan
dapat timbul septikami.
4.
Pengertian gangguan pembekuan darah
Gangguan pembekuan darah
(yang juga disebut trombofilia atau hiperkoagulasi) adalah penyakit yang melibatkan
pembekuan darah secara berlebihan, bahkan pada daerah di mana seharusnya
pembekuan tidak boleh terjadi seperti pada pembuluh darah sehingga
mengakibatkan kondisi yang membahayakan jiwa. Pembekuan darah adalah cara alami
tubuh untuk mencegah kehilangan darah secara berlebihan.
Tanda bahaya
- Adanya trombosis vena dalam
- Keguguran, terutama saat 6-9 bulan
- Hipertensi selama kehamilan
- Terasa hangat pada kulit tepat di atas gumpalan darah
- Kulit memerah
- Sesak napas
- Terasa pening
- Batuk
- Nyeri pada punggung bagian atas atau dada
- Tidak sadarkan diri
- Kaki bengkak
- Terkena stroke di usia muda
Pencegah
·
Hidup sehat
·
Aktivitas gerak
·
Mengetahui gejalanya
Penatalaksanaan
Menurut buku panduan
praktis pelayanan kesehatan maternal dan neo, Sarwono Prawirohardjo 2002, A
atau hipofibrinogenemia dalam keguguran ataupun juga persalinan akan
menimbulkan perdarahan yang banyak dan sulit dihentikan. Penanganan harus
diperhatikan keadaan yang menyebabkan dalam bstetric :
1. Perbaiki bstetr umum penderita pemberian cairan, bstetric, dll
2. Pemberian fibrinogen perinfus atau pemberian darah segera untuk
mengontrol perdarahan
a. Berikan darah lengkap segar, jika
tersedia, untuk menggantikan faktor pembekuan darah sel darah merah
b. Jika darah lengkap tidak ada, pilih salah satu di bawah ini berdasarkan
ketersediaannya :
1) Plasma beku segar untuk
menggantikan faktor pembekuan (15 ml/kg BB)
2) Sel darah merah packed ( atau
tersedimentasi) untuk penggantian sel darah merah Untuk mencegah fibrinolisis yang
berlebihan dapat diberikan transinum, episilon-aminmokopropik dan trasylol
penanganan khusus dari sudut indikasi bstetric bergantung pada keadaan
penderita dan penyebabnya. Misalnya melakukan cara penanganan perdarahan
postpartum tahap demi tahap : uterus tonika, massage rahim, kompresi bimanual,
tomponade, metode henkel dan kalau perlu demi untuk menyelamatkan jiwa ibu
sumber perdarahan diangkat (histerektomi).
Penyebab
·
Faktor V Leiden
·
Kekurangan Protein S dan.
·
Tingginya Kadar Homosistein
·
Obesitas
·
Pil Keluarga Berencana (KB
·
Aterosklerosis
Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui
berhubungan dengan DIC (Koagulasi Intravaskuler Diseminata) :
Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang
mneyertai dengan abortus septic, Syok berat ,Pemberian cairan hipertonik ke
dalam uterus (Schward, 2000).
5. Pengertian preeklamsia
Preeklamsia
adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh
tingginya kadar protein pada urine (proteinuria). Gejala preeklamsia biasanya muncul
saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia
kehamilan 24-26 minggu) sampai tak lama setelah bayi lahir. Preeklamsia yang
tidak disadari oleh sang ibu hamil bisa berkembang menjadi eklamsia, kondisi
medis serius yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya.
Tanda
bahaya
·
Sesak
napas, karena ada cairan di paru-paru.
·
Sakit
kepala parah.
·
Berkurangnya
volume urine.
·
Gangguan
penglihatan. Pandangan hilang sementara, menjadi kabur, dan sensitif terhadap
cahaya.
·
Mual
dan muntah.
·
Rasa
nyeri pada perut bagian atas. Biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan.
·
Meningkatnya
kandungan protein pada urine (proteinuria).
·
Gangguan
fungsi hati.
·
Pembengkakan
pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan.
·
Berkurangnya
jumlah trombosit dalam darah.
Pencegah
·
Antihipertensi
Fungsi pengobatan ini untuk menurunkan tekanan
darah. Biasanya dokter akan memilih obat antihipertensi yang aman bagi janin.
Konsultasikan dengan dokter, dosis aman bagi Anda dan janin.
·
Kortikosteroid
Paru-paru janin bisa berkembang lebih
matang dengan bantuan pengobatan ini. Kinerja liver dan trombosit akan
ditingkatkan dengan obat ini untuk memperpanjang usia kehamilan.
·
Antikonvulsan
Dokter bisa saja meresepkan obat
antikonvulsan jika preeklamsia yang diderita cukup parah, agar terhindar dari
kejang-kejang.
Penatalaksanaan
o
Melindungi
ibu dari efek peningkatan tekanan darah
o
Mencegah
progresifitas penyakit menjadi eklampsia
o
Mengatasi
atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, hipoksia
sampai kematian janin)
o
Melahirkan
janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur,
atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama.
Penyebab
·
Kehamilan pertama
·
Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya.
·
Sedang mengidap beberapa penyakit tertentu
·
Janin lebih dari satu
·
Hamil setelah berganti pasangan
·
Hamil setelah jeda 10 tahun dengan kehamilan
sebelumnya.
·
Faktor usia
·
Obesitas saat hamil
·
Faktor keturunan
Komplikasi
·
Sindrom HELLP (Haemolysis – Elevated Liver
enzymes – Low platelet count)
·
Eklamsia
·
Penyakit kardiovaskular
·
Kegagalan organ lain
·
Rusaknya sistem penggumpalan darah
·
Erupsi Plasenta
·
Stroke Hemoragik
6. Pengertian eklamsia
Eklamsia adalah suatu kelainan akut yang dapat terjadi pada saat hamil.
Saat persalinan atau masa nifas. Tanda eklamsia adalah ditandai dengan kejang
dan koma dimana sebelumnya sudah terjadi gejala-gejala preeklamsia.
Tanda
bahaya
Eklampsia biasanya ditandai
dengan kejang yang dapat diikuti dengan kehilangan kesadaran atau koma. Selain
itu, ada gejala-gejala lain yang dapat dirasakan oleh para ibu hamil penderita
eklampsia, antara lain kenaikan tekanan darah, kenaikan berat badan secara
mendadak, pengeluaran protein dalam urin, edema pada tungkai dan wajah,
gangguan penglihatan dan sakit kepala. Biasanya gejala-gejala tersebut muncul
pada kehamilan trimester kedua akhir atau ketiga.
Pencegah
Usaha pencegahan
eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya
vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan
(eicosapen tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi,
aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia
dan eklampsia. Sayangnya upaya itu belum mewujudkan hasil yang menggembirakan.
Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl
Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai
mineral lainnya. Upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada
kasus risiko tinggi.
Penatalaksanaan
Di
puskesmas :
-
Menyiapkan
surat rujukan yang berisikan riwayat penderita.
-
Menyiapkan
partus set dan tongue spatel (sudip lidah).
-
Menyiapkan
obat-obatan antara lain: valium injeksi, antihipertensi, oksigen, cairan infus
dextrose/ringer laktat.
-
Pada
penderita terpasang infus dengan blood set.
-
Pada
penderita eklampsia, sebelum berangkat diinjeksi valium 20 mg/iv, dalam
perjalanan diinfus drip valium 10 mg/500 cc dextrose dalam maintenance drops.
Selain itu diberikan oksigen, terutama saat kejang, dan terpasang tongue
spatel.
Penyebab
Dapat ditingkatkan dengan pengakuan cepat dan manajemen, sehingga sangat
penting bagi wanita hamil untuk memiliki pemeriksaan kesehatan rutin.
Komplikasi
Komplikasi
ibu :
· Dapat menimbulkan sianosis
· Aspirasi air ludah menambah gangguan
fungsi paru
· Tekanan darah meningkat
menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak
· Lidah dapat tergigit
· Jatuh dari tempat tidur menyebabkan
fraktura dan luka – luka
· Gangguan fungsi ginjal
· Perdarahan
· Gangguan fungsi hati dan menimbulkan
ikhterus
Komplikasi janin dalam rahim :
· Asfiksia mendadak
· Solusio plasenta
· Persalinan prematuritas
7. Pengertian KPD (Ketuban Pecah Dini)
·
KPD
adalah keluarnya air-air dari vagina setelah usia kehamilan 22 minggu. Ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm maupun aterm.
·
KPD
atau dikenal juga Prematur Rupture Of the Membrane (PROM) adalah
Keluarnya air-air per vaginam akibat pecahnya selaput ketuban secara spontan
pada usia ≥ 34 minggu.
·
Ketuban
pecah yang berkepanjangan/Prolonged Rupture of Membrane adalah ketuban
yang pecah lebih dari 24 jam atau disebut juga Ketuban Pecah Lama (KPL).
Tanda
bahaya
·
Ketuban
pecah secara tiba-tiba
·
Keluar
cairan ketuban dengan bau yang khas
·
Bisa
tanpa disertai kontraksi/his
·
Terasa
basah pada pakaian dalam/underwear yang konstan
·
Keluarnya
cairan pervagina pada usia paling dini 22 minggu
Pencegah
Evidence base melaporkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara merokok
dengan KPD, oleh karena itu ibu hamil yang merokok harus berhenti merokok
bahkan sebelum terjadi konsepsi, dan juga terhadap perokok pasif agar lebih
berhati-hati dengan menghindari perokok aktif di sekitarnya. Selain itu melihat
penyebab adalah IMS dan infeksi vagina atau servik, maka personal hygiene dan
hubungan seksual yang aman hanya dengan pasangan dianjurkan untuk menghindari
faktor risiko yang dapat dicegah.
Pentalaksanaan
Ketuban pecah dini
ternasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalan dalam mengelola KPD akan membawa
akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya.
Penatalaksaan KPD masih dilema bagi sebagian besar ahli kebidanan, selama masih
beberapa masalah yang masih belum terjawab. Kasus KPD yang cukup bulan, kalau
segera mengakhiri kehamilan akan menaikkan insidensi bedah sesar, dan kalau
menunggu persalinan spontan akan menaikkan insidensi chorioamnionitis. Kasus
KPD yang kurang bulan kalau menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa
tidak akan terjadi RDS, dan kalau menempuh cara konservatif dengan maksud untuk
memberi waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi
yang akan memperjelek prognosis janin. Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur
kehamilan. Kalau umur kehamilan tidak diketahui secara pasti segera dilakukan
pemeriksaann ultrasonografi (USG) untuk mengetahui umur kehamilan dan letak
janin. Resiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah RDS
dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang bulan perlu
evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk persalinan. Pada
umur kehamilan 34 minggu atau lebih biasanya paru-paru sudah
matang,chorioamnionitis yang diikuti dengan sepsi pada janin merupakan sebab
utama meningginya morbiditas dan mortalitas janin. Pada kehamilan cukup bulan,
infeksi janin langsung berhubungan dengan lama pecahnya selaput ketuban atau
lamanya perode laten. Kebanyakan penulis sepakat mengambil 2 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap penderita KPD
yaitu umur kehamilan dan ada tidaknmya tanda-tanda infeksi pada ibu.
Penyebab
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
Adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihantanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2002).
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
Adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkanlaserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihantanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil konsepsi (Manuaba, 2002).
2. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
b. Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)
c. Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006)
d. Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja
3. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
5. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6. Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
8. Riwayat KPD sebelumya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a. Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
b. Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)
c. Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang,tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah. (Winkjosastro, 2006)
d. Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja
3. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
5. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaranorganism vagina ke atas. Dua factor predisposisi terpenting adalah pecahnyaselaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6. Penyakit Infeksi
Adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yangmeyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
7. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
8. Riwayat KPD sebelumya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
Komplikasi
Komplikasi yang timbul
akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi Infeksi
Maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali
pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan
normal.
Persalinan Prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Persalinan Prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
8. Pengertian IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana
janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. Umumnya kematian janin terjadi
menjelang persalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 8 bulan.
Tanda
bahaya
o
Terhentinya
pertumbuhan uterus, atau penurunan TFU
o
Terhentinya
pergerakan janin
o
Terhentinya
denyut jantung janin
o
Penurunan
atau terhentinya peningkatan berat badan ibu
o
Perut
tidak membesar tapi mengecil dan terasa dingin
o
Terhentinya
perubahan payudara
Pencegah
Beberapa pencegahan
yang dianjurkan dari beberapa pustaka yang ada antara lain sebagai berikut
(Silver, 2007) :
1.Memberikan nasehat pada waktu ANC mengenai nutrisi dankeseimbangan diet
makanan
2.Hindari merokok, tidak meminum minuman beralkohol, jamu, obat-obatan dan
hati-hati terhadapinfeksi yang berbahaya,
3.Mendeteksi secara dini faktor-faktor predisposisi IUFD dan
pemberianpengobatan
4.Mendeteksi gejala awal IUFD atau tanda fetal
distress
5.Diberlakukannya tindakanCut off untuk terminasi
kehamilan.
Penatalaksanaan
Bila disangka
telah terjadi kematian janin dalam rahim, sebaiknyadiobservasi dahulu dalam 2-3
minggu untuk mencari kepastian diagnosis. Selamaobservasi, 70-90 % akan terjadi
persalinan yang spontan (POGI, 2006).Jika pemeriksaan Radiologi tersedia,
konfirmasi kematian janin setelah 5hari. Tanda-tandanya berupa Overlapping tulang
tengkorak, hiperfleksi kolumnavertebralis, gelembung udara didalam jantung dan
edema scalp USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk
memastikan kematian janin dimanagambarannya menunjukkan janin tanpa tanda
kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan
ketuban berkurang (POGI, 2006).Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada
pasien.Sebaiknyapasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya.Yakinkan bahwa
kemungkinanbesar dapat lahir pervaginam. Pilihan cara persalinan dapat secara
aktif denganinduksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan
keluarganyasebelum keputusan diambil. Bila pilihan penanganan adalah
ekspektatif maka tunggu persalinanspontan hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90%
persalinan spontan akanterjadi tanpa komplikasi. Jika trombosit dalam 2 minggu
menurun tanpa persalinan spontan, lakukanpenanganan aktif. Penanganan aktif
dilakukan pada serviks matang, denganmelakukan induksi persalinan menggunakan
oksitosin atau prostaglandin. Jikaserviks belum matang, lakukan pematangan
serviks dengan prostaglandin.
Penyebab
o
Ketidakcocokkan
golongan darah, rhesus ibu dan bayinya
o
Gerakan
bayi yang berlebihan
o
Berbagai
penyakit pada ibu hamil
o
Kelainan
kromosom
o
Trauma
saat hamil
o
Infeksi
pada ibu hamil
o
Kelainan
bawaan bayi
Komplikasi
1. Disseminated intravascular coagulation (DIC),yaitu adanya perubahan
pada proses pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan atau internal
bleeding zat.zat pembekuan darahh atau fibrinogen bisa turun dan menyebabkan
darah agak sulit membeku.bila ini terjadi,akan berakibat fatal kala ibu
melahirkan.jika fibrinogen rendah (hipofibrinogenemia),maka perdarahan yang
terjadi pada proses persalinan akan sulit berhenti.bila terjadi fibrinogenemia
bahayanya adalah perdarahan post partum.terapi nya adalah dengan pemberian
darah segar atau fibrinogen.
2. Infeksi
3. Koagulopati maternal dapat terjadi walaupun ini jarang terjadi sebnelum
4-6 minggu setelah kematian janin .oleh karena adanya komplikasi akibat IUFD
maka janin yang telah meninggal harus segera dilahirkan. proses kelahiran harus
segera dilakukan secara normal,karena bila melalui operasi akan terlalu
merugikan ibu.operasi hanya dilakukan jika ada halangan untuk melahirkan
normal.
KESIMPULAN
Deteksi
dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan,
komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
anda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda
yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah
terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang
dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan
menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya
kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya.
SARAN
Kita sebagai seorang bidan sebaiknya mengarahkan ibu
dan masyarakat agar saling mendukung dan menjaga , supaya ibu dan janin dalam
keadaan sehat dan tidak terjadi gangguan atau tanda-tanda yang membahayakan ibu
dan janin , sebab kondisi buruk dapat berpengaruh kepada ibu atau janin . ibu
sebaiknya merawat dengan baik dan menjaga kondisi janin dengan cara
memeriksakan keadaan janin ke bidan atau dokter atau tenaga kesehatan lainnya
supaya ibu dapat mengetahui tanda bahaya atau komplikasi sejak dini.
PENUTUP
Demikian makalah yang saya buat ini , semoga dapat
diterima dan dapat di mengerti oleh pembaca . semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi kita semua, apabila ada penulisan kata atau penulisan yang
tidak jelas saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengurus perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia.perdarahan antepartum. Standar pelayanan medik Obstetri
dan Ginekologi Bag. I . Jakarta. 1991:9-13
2. Varney Helen 1997. Varney’s midwifery
Massachussets : Jones and bartlett publishers
3. Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N.
penatalaksanaan perdarahan anterpartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK
UNHAS, 1997. 3-8 .
4. Franchois KE, Foley MR. Antepartum
and postpartum hemorrhage. In: Gabbe SG. Niebyl
5. Syaifuddin.A.B. Ketuban pecah dini
dalam buku acuan nasional pelayanan maternal dan neonatal JNPKKD-POGI
bekerjasama dengan yayasan buku pustaka suwarno prawihardjo, jakarta: 2002, hal
: 218-220
6. Harrison . 1999. Prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. Jakarta: EGC
7. Prawiharjo , sarwono. 2002. Ilmu
kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar